Perjuangan Mencari Vihara di Kansai

Tulisan kali ini gw tujukan untuk para WNI Buddhis yang berdomisili di wilayah Kansai. Teman-teman non-Buddhis juga silakan aja kalo mau baca, mungkin bisa menambah keyakinan terhadap agama masing-masing. Dan pasti kalian akan bersyukur masih ada komunitas agama kalian di sini, dibanding kami yang nyari vihara aja setengah mati.

Btw kalo kalian ada yg punya teman beragama Buddha dan tinggal di Kansai, tolong kasitahu tulisan ini ya. Terima kasih sebelumnya.

Mungkin kalian udah baca tulisan gw di blog ini beberapa tahun yg lalu yg berjudul Perjuangan Mencari Vihara di Tokyo (bagian 4). Tulisan tersebut menceritakan perjuangan panjang gw dan teman-teman Buddhis di Tokyo mencari vihara. Gw datang ke Jepang akhir September 2007. Lalu gw dan teman-teman ke sana kemari nyari vihara tapi baru nemu vihara pada akhir Agustus 2011 yaitu Wat Phra Dhammakaya Tokyo dekat Stasiun Machiya. Trus selama 2 tahun gw tiap Minggu ke vihara tersebut. Namun Oktober 2013 gw pindah ke Osaka.

Nah, perjuangan mencari vihara di Kansai dimulai.

Setelah pindah ke Osaka bulan Oktober 2013 itu gw langsung cari informasi tentang vihara ke senior-senior yg tinggal di sini. Tapi mereka nggak ada yg tahu.

Sebenarnya vihara gw yg di Tokyo itu ada cabang juga di Osaka yaitu Wat Phra Dhammakaya Osaka yang terletak dekat Stasiun Senbayashi Omiya. Namun sejujurnya gw pribadi kurang sreg ama vihara tersebut. Selama di Tokyo karena nggak nemu vihara lain, gw bela-belain tiap Minggu ke sana selama 2 tahun padahal sebenarnya kurang sreg. Alasannya adalah sbb:
1. Meditasinya itu mengajarkan ada inti diri. Padahal setahu gw, Sang Buddha mengajarkan anattā.
2. Gw merasa aliran ini terlalu mengkultuskan pendirinya yaitu Luang Pu Sodh Candasaro. Ini beneran sampe dibuatkan patungnya segala. Dan pernah selama beberapa minggu patung Sang Buddha di baktisala itu diganti dengan patung pendiri aliran ini.
3. Bahasa pengantar di vihara ini adalah bahasa Thailand yang tentu saja gw nggak ngerti samasekali. Jadi gw beneran kayak alien baru mendarat di bumi gitu deh kalo datang ke sini. Dulu wkt di Tokyo masih mending ada orang2 Indonesia lain (yaitu teman2 gw), sedangkan di Osaka ini orang asingnya cuma gw doank, sisanya orang Thailand semua. Pernah sih ada orang Jepang 1 orang, trus kayaknya dia nggak datang2 lagi.

Tapi hal-hal di atas adalah masalah preferensi pribadi aja ya. Kalo kalian mau beribadah di sana silakan. Dan terlepas dari rasa kurang sreg itu, bagaimanapun juga gw merasa beruntung masih bisa ke vihara di Tokyo selama 2 tahun.

Kemudian 1 tahun setelah pindah ke Osaka di internet gw nemu info tentang Japan Theravada Buddhist Association yang berpusat di Vihara Gotami di Shibuya, Tokyo.

Gw tuh sebenarnya udah tahu tentang organisasi ini sejak tahun 2009. Tapi karena gw waktu itu belum bisa bahasa Jepang, gw cuma baca website bahasa Inggris yang kayaknya gak di-update. Di website bahasa Inggris itu cuma tertulis bahwa kegiatan vihara ini adalah meditasi tiap Senin atau Selasa (gw lupa harinya) pk 20.00-21.00. Ya nggak mungkin lah gw ikutan soalnya dulu wkt di Tokyo kan gw nge-lab ampe malam bgt, bahkan sering nginap di lab pula. Trus gw pernah dengar dari siapa gitu bhw Vihara Gotami itu adalah vihara Srilanka. Ah, males deh, ntar ujung-ujungnya gw jadi alien lagi kalo ke sana. Jadi selama 6 tahun tinggal di Tokyo gw tidak pernah ke Vihara Gotami.

Balik lagi ke cerita tentang 1 tahun setelah gw pindah ke Osaka di internet gw nemu info ttg Japan Theravada Buddhist Association. Kali ini gw udah “lumayan” bisa bahasa Jepang, jadi bisa nemu website mereka. Hihi….

Gw coba datang ke acara mereka yaitu Kathina bulan Oktober 2014 yang diadakan di Vihara Arana (Kishiwada-shi) bareng seorang teman gw. Viharanya jauh banget bo, gw harus naik kereta 1,5 jam dan jalan kaki hampir 30 menit utk nyampe sana. Isinya ternyata orang Jepang semua. Dan gw cukup kaget karena ini pertama kalinya gw melihat orang-orang Jepang beraliran Theravada. Gw terharu gitu deh jadinya. Di hari itu gw cuma ikut upacara Kathina aja sih, gak sempat ngobrol banyak ama mereka.

10592956_10152828189003729_1572080634537825108_n

Perayaan Kathina 2014 di Vihara Arana

Berdasarkan jadwal yg tertulis di website mereka, organisasi ini tuh punya beberapa cabang di wilayah Kansai. Mereka juga punya banyak kegiatan rutin misalnya diskusi Dhamma, meditasi, dan kegiatan tahunan misalnya Waisak, Kathina, dan ceramah umum.

Nah, sejak Oktober 2014 itu gw tiap beberapa minggu sekali selalu ngecek jadwal acara mereka. Jadi gw tahu deh mereka ngadain acara apa aja. Tapi entah kenapa selalu ada aja halangan untuk pergi ke sana. Misalnya ketika mereka ngadain Waisak atau Kathina, gw tuh nge-share info ini di grup KMBIJ and Fans di Facebook tapi jadwal acara2 tsb selalu bentrok dengan gw pindah rumah (FYI, hampir tiap tahun gw pindah rumah).  Trus ketika gw mau datang ke acara2 mereka yg lain, tiba2 gw harus ngantor di weekend lah, tiba2 ada acara asrama lah, tiba2 gw sakit lah, tiba2 orang kantor ngajakin hiking lah, dan seribu alasan lain yg terasa absurd kalo diingat-ingat sekarang. Maka selain Kathina 2014 itu cuma dua kali gw datang ke acara mereka yaitu acara diskusi Dhamma di cabang Kyoto tahun 2015 dan acara ceramah umum di Osaka bulan Juli 2018.

Lalu bulan Oktober kemaren gw maksain diri utk ke vihara yg ada di ujung dunia itu. Di hari itu gw ikut acara diskusi Dhamma dengan topik vicikicchā (keragu-raguan). Tapi pas diskusi tuh ada nyerempet2 ttg anattā (tanpa aku). Gw lupa kalimat2nya gimana. Tapi yg pasti gw meleleh. Ya kalian tau sendirilah, di agama2 laen kan diajarin ada roh yg kekal, jd jarang bgt kan org tahu ttg anatta. Bahkan gw sendiri pun sebelum masuk KMB ITB, sebagaimana banyak umat Buddha di Indonesia, menganggap ada roh yg kekal, yg melakukan perbuatan, yg menerima buah dari perbuatannya, yg berpindah di alam2 kehidupan. Makanya gw kaget mereka tahu tentang anatta.

Sejak saat itu gw selalu hadir di acara-acara vihara ini.

Nah, selain mengadakan Waisak dan Kathina, Japan Theravada Buddhist Association cabang Kansai juga mengadakan acara2 rutin berikut ini:

1. Meditasi Bulanan
Acara ini diadakan sebulan sekali yaitu pada Minggu ketiga dari pk 09.30 sampai sekitar pk 19.00 di Vihara Mayadevi (Sanda-shi) dengan susunan acara sbb:
09:30~ baca paritta dan Dhammadesana oleh Bhikkhu Alubomulle Sumanasara
11:30~ persembahan makanan kpd anggt Sangha & istirahat siang
13:30~ pelajaran meditasi utk pemula oleh Bhikkhu Alubomulle Sumanasara dan meditasi mandiri utk yg sdh berpengalaman

Bhikkhu Sumanasara mengajarkan dua macam meditasi yaitu Metta Bhavana dan Vipassana Bhavana. Bagi yang berminat untuk belajar, silakan datang ke acara meditasi bulanan ini. Acara berikutnya adalah 17 Maret 2019.

Gw baru dua kali ikut acara ini. Pesertanya sekitar 100 orang, datang dari berbagai tempat di Kansai, bahkan ada yang dari Nagoya juga. Well, meditasi itu cocok-cocokan sih, ada yg cocok dengan cara A, ada yg cocok dengan cara B. Gw pribadi selama ini sih cocok dengan cara meditasi di vihara ini.

20180405115513

Vihara Mayadevi (image source: http://mayadevi.hatenablog.com/)

2. Diskusi Dhamma
Acara diskusi Dhamma ini diadakan di beberapa tempat. Jadwalnya bisa dilihat di sini.
a. Kansai Dhamma Circle
Diadakan bergantian di Vihara Mayadevi dan Vihara Arana. Jadwalnya nggak tentu, biasanya hari Minggu 2 minggu sekali. Di acara ini kita nonton bareng video ceramah Bhikkhu Sumanasara lalu mendiskusikannya. Acara berikutnya adalah di Vihara Arana hari Minggu 17 Februari 2019.
b. 視聴会
Ini formatnya sama dengan Kansai Dhamma Circle. Diadakan di Vihara Mayadevi hari Minggu sebulan sekali tapi nggak tentu minggu ke berapa.
c. Kyoto Dhamma Circle
Diadakan oleh cabang Kyoto setiap Sabtu minggu ketiga. Jadwal dan tempat bisa dilihat di sini. Gw pernah ikut acara ini 4 tahun yg lalu. Entah formatnya sekarang masih sama atau nggak. Waktu itu sih kami baca sebuah sutta secara bergiliran lalu mendiskusikannya.
d. Kobe Dhamma Circle
Diadakan oleh cabang Kobe setiap Sabtu minggu keempat. Jadwal dan tempat bisa dilihat di sini. Gw gak pernah ikut yg ini.

Mungkin kalian mikir, kan bisa aja kita nonton sendiri video ceramahnya di Youtube, jadi nggak usah jauh-jauh ke sana. Tapi menurut gw pribadi, keuntungan mengikuti acara diskusi Dhamma ini dibandingkan dengan nonton sendiri di rumah adalah sbb:
– Di acara ini tiap orang diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat, insight, ide, pengalaman atau apapunlah yg berkaitan dgn video ceramah yg ditonton. Nah, seringkali kita bisa mengambil pelajaran dari pengalaman orang. Misalnya wkt itu ada umat yg sharing bhw menurut pengalaman dia tuh kalo mau vipassana bhavana, sebaiknya sebelumnya tuh metta bhavana dulu. Soalnya kalo langsung vipassana bhavana, pdhl kitanya belum tenang (alias blm siap), jdnya susah. Trus hal tsb dibenarkan oleh moderator. Moderator ini juga sebelum vipassana bhavana, dia melakukan metta bhavana dulu.
– Di acara ini moderatornya menggunakan bahasa yg sederhana. Gw gak tahu sih apa jangan2 gara2 ada gw (orang asing), jd moderatornya pake bahasa yg sederhana. Anyway, gw jadi lebih mengerti tentang isi video itu setelah didiskusikan rame-rame.

Sekadar sharing, hal yg bikin gw terharu dari vihara ini adalah orang2 yg ikut acara2 diskusi Dhamma itu semuanya tuh ngerti tentang pancakhanda (5 agregat), anattā, dan sebagainya. Gila, gw ampe bengong, ini gw kayak lg acara2 di Keluarga Mahasiswa Buddhis (KMB) ITB belasan tahun yg lalu itu. Ya ampun, selama 11 tahun kemaren gw ke mana aja? SEBELAS TAHUN, bo. Serius, gw mempertanyakan 11 tahun di Jepang tuh gw ke mana aja kok gak nemu mereka, pdhl di Tokyo juga ada cabang mrk dan anggotanya lebih banyak. Terasa absurd memang. Dan mereka semua tuh rutin meditasi sendiri di rumah masing2. Busyet…. jd cuma gw doank yg males-malesan kalo meditasi. Gw jd pengen nangis.

Dan gw merasa menemukan orang-orang yang “satu frekuensi” dengan gw di vihara ini. Bagi yg berteman ama gw di Facebook mungkin pernah baca postingan gw di Facebook berikut ini: “Salah satu hal yg membuat saya memilih mengikuti Sang Buddha sejak dulu adalah ketika Kisa Gotami memohon kepada Sang Buddha untuk menghidupkan kembali anaknya yg telah meninggal, Sang Buddha bukan membangkitkan anak tsb, malah menyuruh Kisa Gotami mencari biji lada dari rumah yg belum pernah mengalami kematian anggota keluarga. Demikianlah Sang Buddha bukan mengabulkan permohonan, melainkan menyadarkan akan realita kehidupan. Maka semoga sampai kapanpun kita tidak memperlakukan Sang Bhagava sebagai dewa tempat memohon, tetapi sebagai guru penunjuk jalan.” Nah, beberapa minggu yg lalu di acara diskusi Dhamma di vihara ini kami sempat nyerempet2 ngomongin Kisa Gotami. Dan bagi mereka pun Sang Buddha bukan tempat memohon melainkan penunjuk jalan. 

Oh ya, Vihara Mayadevi buka setiap hari pk 09.00 – pk 17.00 kecuali Selasa dan Rabu. Jadi kalo kalian mau meditasi mandiri atau mau ngapain gitu, silakan datang aja ke sana. Tapi gw saranin sih kalo mau ke sana, mendingan bilang dulu deh, soalnya pegawainya cuma satu orang, jd kalo dia libur atau ada urusan atau sakit, viharanya tutup dengan pemberitahuan dulu di milis.

Begitulah kisah perjuangan gw mencari vihara di Jepang, terutama di Kansai. Sebelas tahun mencari vihara bukan waktu yang singkat menurut gw. Maka gw tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. (*^_^*)V

Oh ya, bagi teman-teman Buddhis, terutama yang tinggal di Jepang, silakan bergabung dengan grup KMBIJ and Fans di Facebook.

Sabbe sattā bhavantu sukhitattā.

Obat-obatan Standar untuk Kotak P3K di Rumah

IMG_1527[1]

Selama 7 tahun gw tinggal di Jepang, isi kotak P3K gw cuma obat-obat Indonesia.

Trus beberapa bulan yang lalu gw dapet jatah 1500 yen dari tempat gw kerja untuk dibelikan obat. Nah 1500 yen itu pas banget dengan harga 1 set obat keluarga seperti pada gambar di atas. Maka gw berencana untuk mulai pake obat Jepang. Gw pake jatah gw untuk beli 1 set obat-obatan tersebut. [Btw kalo beli di toko obat, harganya bukan 1500 yen, ini karena ada tunjangan aja jadi bisa dapet 1500 yen.]

Satu set obat keluarga itu terdiri dari:
1.新ルルエース→ Untuk demam dan pilek. Mungkin kayak Panadol atau Decolgen gitu kali ya.
2.オロナイン→ Ini salep untuk jerawat atau luka bakar ringan.
3.新カットバンA→ Ini plester kayak Tensoplas gitu lah.
4.バファリンA→ Ini untuk pereda rasa sakit. Mungkin kayak Saridon gitu kali.
5.龍角散ダイレクトトローチ(マンゴー)→ Ini permen untuk sakit tenggorokan.
6.サロンパスA→ Ini koyo.
7.パンシロン→ Ini obat sakit perut.
8.ロートOA→ Ini obat tetes mata.

Nah, minggu kemaren gw camping dengan Mitsumori, Kagayaku, Impeller, dan teman-teman lainnya. Untuk P3K, gw bawa tuh segambreng obat-obatan yg gw tulis di atas. Ceritanya gw udah siap gitu kalo tiba-tiba ada yg sakit atau luka di acara camping.

Eh, pas mau berangkat, berasa nggak pede nih dengan kotak P3K yg isinya kayak gini. Jd gw tambahin Tolak Angin, Decolgen, Betadine, dan termometer. Hihihi….. Akhirnya kotak P3K yg dibawa ke tempat camping jadinya kayak gambar di bawah ini.

IMG_1531[1]

Ternyata Mitsumori kena flu. Gw kasih dia Tolak Angin dan Decolgen. Jiaahhh… ceritanya mau mulai pake obat-obatan Jepang, ternyata pas ada teman sakit, tetap aja lebih pede ngasih obat Indonesia. Hehehe…. Padahal kalo niat, gw sebenernya bisa aja nanya ke Kagayaku tentang obat-obat Jepang yang gw bawa itu, kan pasti dia ada pengalaman dengan obat-obatan Jepang atau at least minta dibacain lah tulisan di bungkus obatnya. Yah emang gw-nya aja yang merasa lebih aman pake obat Indonesia.  😀

Sekian kisah gw tentang kotak P3K.

Berbagi Pengalaman dalam Mempersiapkan HSK Level 4 dan Menulis Diary

IMG_1529[1]

Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan gw sebelumnya yg berjudul Berbagi Pengalaman dalam Persiapan HSK Level 3.

Jadi ceritanya bulan September kemarin gw ambil HSK level 4.

Sarana belajar yg gw gunakan adalah sbb:

1. HSK textbook.
Ini buku yg ada di gambar di atas (buku yg sebelah kiri). Dulu ketika mempersiapkan HSK 3 juga gw pake buku ini. Menurut gw, buku ini cukup lengkap untuk belajar. Ada penjelasan tipe-tipe soal. Ada peringatan tentang hal-hal yang biasanya peserta sering salah. Ada latihan soal. Karena keterbatasan waktu, gw belum baca buku ini sampe abis, baru baca sekitar setengahnya.

2. Aplikasi iPhone yang berjudul HSK 4 Vocab List.
Aplikasi ini dibuat oleh On Demand World Ltd. Bentuknya adalah tabel 3 kolom yang terdiri dari bahasa Inggris, bahasa Mandarin, dan Pinyin. Ini berguna banget untuk menghafalkan kata-kata. Dulu gw sempat punya rencana untuk menghafalkan 5 kata per hari. Tapi nggak jadi. Hihihi….

Itulah persiapan gw ketika mengikuti HSK Level 4 pada bulan September kemarin.

Hasilnya udah keluar. Gw lulus dengan nilai pas-pasan banget. Total score-nya 300. Syarat lulusnya 60% yaitu 180. Nilai gw cuma 198, pas-pasan banget kan.

Gw juga merasa bahasa Mandarin gw beneran nggak cukup untuk hidup.

Di pabrik kalo dengar Kagayaku dan Madder ngomong pake bhs Mandarin, gw paling cuma nangkap setengahnya. Itu pun gw nggak bisa ikut serta dalam pembicaraan karena kosa kata gw beneran nggak keluar.

Trus gw coba beli buku berbahasa Mandarin (eh, gw bukan sengaja2 beli buku berbahasa Mandarin, tapi buku yg gw mau baca itu yang versi terjemahan bahasa Inggrisnya cuma bisa dibeli di Amrik, jd gw terpaksa beli yg versi bahasa Mandarin). Gw coba baca buku yg gw beli tsb. Beuhh… ampir tiap huruf gw harus buka kamus. Akhirnya tuh buku gw tinggalin ngejogrog di sudut kamar.

Cara lain yg gw lakukan untuk belajar bahasa Mandarin adalah nonton film atau dorama di Youtube. Kalo ada teks huruf kanjinya sih gw lumayan bisa nangkap ceritanya. Tapi kalo nggak ada teks huruf kanjinya, itu sama aja kayak ngedengerin Kagayaku dan Madder ngomong. Nggak ngerti. Hehehe… Trus kalo filmnya film jaman kerajaan (misalnya: Judge Bao), walaupun ada teksnya, gw tetap nggak ngerti. Bahasanya susah, bukan yg digunakan sehari-hari.

Dulu gw sempat sms-an ama Kagayaku pake bhs Mandarin. Busyet, dia ngetiknya cepat banget. Gw kan bacanya lambat. Jd gw masih baca kalimat pertama, udah muncul kalimat2 berikutnya. Trus gw mau balas tapi kosakata gw gak keluar, jd balasnya cuma 1-2 kata gitu. Akhirnya gw capek, jd gw balasnya pake bahasa Jepang.

Nah, minggu kemaren waktu gw jalan-jalan di Umeda (Osaka station), gw nemu buku cara menulis diary dalam bahasa Mandarin. Itu buku yg ada di foto di awal tulisan ini (buku yg sebelah kanan). Gw ingat tuh 8 tahun yg lalu waktu gw mau ngambil TOEFL iBT tahun 2006 gw sengaja nulis buku harian pake bahasa Inggris untuk persiapan TOEFL. Nah, kali ini pun untuk belajar bahasa Mandarin, gw memaksakan diri menulis buku harian dengan bahasa Mandarin.

Dan seperti yg sudah gw duga sebelumnya, diary gw jadi GARINK ABIEZZ… Berikut ini adalah diary gw selama 5 hari.

2014年11月4日 : 为了我们明天有会议,我今天做会议的准备。
(4 Nov 2014: Karena besok ada rapat, hari ini saya membuat persiapan untuk rapat.)

2014年11月5日 : 公司不让职工加班。
(5 Nov 2014: Tidak boleh lembur.)

2014年11月6日 : 我和朋友们要11月末去看红叶。嘻嘻。
(6 Nov 2014: Akhir November saya dan teman-teman akan pergi melihat daun merah. Hihi.)

2014年11月7日 : 我今天做研究的预算。
(7 Nov 2014: Hari ini saya menyusun anggaran untuk riset.)

2014年11月8日 : 周末没什么安排。休息休息。
(8 Nov 2014: Akhir pekan tidak ada acara apa-apa. Istirahat.)

Amit-amit deh diary gw parah banget. Gw bingung mau nulis apa soalnya. Ada beribu kata yang ingin gw tulis untuk menggambarkan perasaan gw. Tapi bahasa Mandarin gw nggak keluar. Jd cuma segitu aja yg bisa gw tulis. Hehehe…..

Btw, sejujurnya gw seringkali merasa putus asa sih dalam urusan belajar bahasa Mandarin ini. Rasanya udah lama bgt gw belajar tapi nggak bisa-bisa. Yah gw juga nggak muluk-muluk pengen ampe native level. Bagi gw, asal bisa untuk kehidupan sehari-hari, bisa untuk kerja, bisa untuk ngajarin anak2 gw nanti, itu udah cukup.

Nah, rencana gw selanjutnya adalah ambil HSK Level 4 lagi tanggal 28 Maret 2015. Kali ini gw juga sekalian ambil HSK Speaking yang Intermediate Level. Masih ada sekitar 4 bulan lagi. Semangat! o(^_^)o

Curhat tentang Kecocokan Berdasarkan SHIO

Btw ada yang belum tahu SHIO? Silakan baca link ini.

Gw nulis ini karena sentimen pribadi aja sih. Hihihi…..

Oh ya, untuk menjaga kerahasiaan identitas orang yang dibicarakan, gw sengaja nulis nama shio pake huruf-huruf yang bukan merupakan inisial dari shio manapun.

Jadi ceritanya waktu itu gw suka ama seseorang. Nah, gebetan gw ini untuk urusan pernikahan ternyata strict banget tentang urusan shio ini.

Gw tuh gondok banget karena dia sejak awal memang sengaja nyari calon isteri yang bershio Z. Jadi di kalangan kami ada kepercayaan bahwa orang-orang yang shio-nya berbeda 4 tahun atau 8 tahun itu cocok. Maka dia sengaja nyari cewek yang umurnya 4 tahun lebih muda dari dia secara shio. Soalnya kalo 8 tahun lebih muda, kejauhan, katanya. Sedangkan kalo ama cewek yg lebih tua, dia nggak mau, bahkan lebih tua 1 tahun pun dia nggak mau. Nah, gw sebagai orang yang bukan shio Z, kan jadi udah tereliminasi dari awal. Dan walau bagaimana pun, sampe mati juga shio gw nggak akan berubah.

Ok, mungkin kalian akan bilang, bahwa, “Ya, udahlah, emang dia bukan buat lo, Lyt.” Iyeeee, gw juga tau. Emang dianya aja yang nggak mau ama gw seperti yang diceritakan dalam buku He’s Just Not That Into You. Inti dari buku itu adalah if a man in whom you are interested in is not making the effort to pursue you, he is simply “just not that into you.”

Balik lagi ke cerita tentang shio, kecocokan shio tidak menjamin kecocokan secara pribadi. Orang shio D dan orang shio G aja ada yang udah pacaran bertahun-tahun tapi putus. Orang siho Q dan orang shio P aja ada yang bercerai.  Yah tapi tergantung sudut pandang juga sih. Soalnya kalo gw bilang soal ketidakcocokkan tadi ke si X, paling dia akan jawab, “Tuh, kan, yang shio-nya cocok aja bisa bercerai, apalagi kalo bukan dengan shio yang cocok.”

Konon katanya, ada sifat-sifat yang merupakan sifat dasar untuk setiap shio. Maka dikatakan bahwa orang-orang yang shio-nya berbeda 4 atau 8 tahun itu cocok karena sifat-sifat mereka secara global tuh cocok. Namun tentu saja sifat seseorang dipengaruhi oleh berbagai hal, termasuk lingkungan. Maka tidak ada 2 orang yang sifatnya sama persis.

Tapi ngomong-ngomong soal pernikahan, terus terang aja, gw nggak mau menikah dengan orang bershio J (beda 6 tahun dengan gw) karena di kalangan kami ada kepercayaan bahwa pernikahan antara orang yang secara shio berbeda 6 tahun itu akan menyebabkan mati muda atau bangkrut atau keretakan rumah tangga atau kesialan-kesialan lainnya.

Membaca paragraf di atas, mungkin kalian akan berpikir, bahwa gw sama aja sama si X, sama-sama strict soal shio. Wait… wait…. Gw nggak strict kayak dia. Bayangkan, dia itu mensyaratkan satu shio saja untuk menjadi isterinya, berarti dia mengeliminasi 11 shio yang lain. Sedangkan gw hanya mengeliminasi satu shio saja untuk menjadi suami gw, jadi gw terbuka bagi 11 shio yang lain.

Kenapa gw beneran nggak mau dengan orang bershio J? Dibesarkan dalam lingkungan shio yang kental, terus terang saja membuat urusan shio ini membekas dalam benak gw. Pasti akan jadi sugesti. Misalnya gw menikah dengan orang bershio J, kalo lagi dimabuk cinta sih, mungkin semua terasa baik-baik aja. Namun kita tahu bahwa pernikahan pasti ada pasang surutnya. Nah, gw nggak mau kalo nanti muncul banyak kesialan, gw bukannya mencari solusi, malah menyalahkan shio.

Btw masalah sugesti ini beneran terjadi lho dalam hidup gw. Dulu di sekitar gw ada orang bershio J. Urusan studi membuat kami harus berinteraksi setiap hari. Gw sejak awal bertemu sudah langsung diberitahu tanggal lahir dia. Maka sejak awal gw sudah tersugesti bahwa gw nggak cocok ama dia. Gw berusaha mensugesti balik bahwa gw bisa kok bekerja sama dengan dia. Namun hari demi hari berlalu, kami memang beneran nggak cocok. Dia banyak berkontribusi dalam studi gw dan gw amat berterima kasih padanya. Namun gw tetap merasa nggak cocok dengannya. Gw nggak tahu apakah ini karena sejak awal gw sudah tersugesti bahwa kami nggak cocok, atau memang beneran bahwa shio yang berbeda 6 tahun itu nggak cocok. Entahlah…..

Well… Tapi bagus juga sih kalo urusan shio ini bisa jadi sugesti. Misalnya dalam kasus si X ini. Kalo nanti dia jadi nikah dengan perempuan bershio Z seperti yang dia harapkan, kelak bila terjadi banyak ketidakcocokkan, semoga dia bisa mengatasi hal-hal tersebut. Misalnya dia bakal tersugesti, “Dia shio Z kok, cocok ama gw….. Pasti kami bisa… Pasti bisa… Pasti bisa… Yosh!”

Nah, sebagai orang yang sama-sama dibesarkan dalam lingkungan shio yang kental, gw bisa mengerti sih kenapa si X itu sengaja mencari perempuan bershio Z untuk menjadi isterinya. Gw jadi gondok tuh karena dalam hal ini gw merasa menjadi “korban” eliminasi atas sesuatu yang tidak bisa gw ubah. Hihihi…. Tapi nggak apa-apa kok. He is just not that into you. [Dalam hal ini, he is just not that into me.] Emang dianya aja yang nggak mau ama gw. Ya udah.

 

 

“Kecelakaan-kecelakaan” ketika akan Menjenguk Orang [Postingan Nggak Penting]

Gw lagi terdampar di kamar dengan kaki biru-biru di sana-sini karena nabrak tiang wkt naik sepeda tadi. Karena nggak bisa ngapa-ngapain, gw jadinya ngegalau di blog yg udah nggak di-update selama 3 bulan. Hehehe….

Kali ini gw mau menceritakan “kecelakaan-kecelakaan” yang akhir-akhir ini sering terjadi secara tidak masuk akal ketika gw mau menjenguk teman yang sakit.

Jadi ceritanya sejak akhir Maret kemaren ada teman gw yg sakit. Sebut saja namanya Kagayaku [btw gw udah kehabisan akal nih untuk ngasih nama samaran].

“Kecelakaan” pertama terjadi ketika gw mau jenguk dia di rumah sakit pada awal April kemaren yaitu gw TERPAKSA MANJAT TEMBOK PAGAR.

Gini ceritanya. Waktu itu Kagayaku ngasitau gw bahwa dia mau booking tiket pesawat utk temannya dari Indonesia. Nah, sepengetahuan gw, dalam bahasa Jepang tuh ada ungkapan-ungkapan yang tersirat. Jd kalo ada orang lagi terkapar di rumah sakit bilang ke gw bhw dia mau booking tiket pesawat utk temannya dari Indonesia, gw tahu diri aja bhw gw orang Indonesia (jd udh pengalaman beli tiket PP Indonesia-Jepang) dan di rumah sakit gak ada laptop, bangun juga susah, gimana mau booking tiket. Jd gw berinisiatif membawa laptop gw ke rumah sakit utk bantuin dia booking tiket.

Nah, pada hari itu gw udah janjian akan datang ke RS sepulang kerja. Waktu itu gw lagi dikarantina bersama para pegawai baru, jd selama bulan April tuh gw nggak tinggal di asrama tapi tinggal di gedung karantina di belakang pabrik. Pk 17.00 gw segera mengambil kunci gedung karantina di kantor satpam lalu segera memacu sepeda gw ke belakang pabrik. Gw udah PD aja nih soalnya kunci udah di tangan.

Pas sampe di depan gerbang karantina, betapa kagetnya gw ternyata PINTU GERBANGNYA NGGAK ADA LUBANG KUNCINYA!!! Busyet, gimana cara buka pintu gerbangnya. Gw berusaha memeriksa di sana-sini tapi tetap nggak nemu lubang kunci. Dan sialnya, pintu gerbangnya cukup tinggi dan nggak ada palang horizontal untuk manjat. Gw mau nelepon HRD tapi bingung ngejelasin dalam bahasa Jepangnya gimana. Untungnya di depan tembok pagar tuh ada tempat rumput yang tingginya kurang lebih sepaha gw, sekitar 50 cm kali ya. Gw tunggu sampe nggak ada orang lewat. Lalu gw naiki tempat rumput itu. Namun ternyata masih belum cukup tinggi untuk memanjat tembok pagar. Untung ada lampu taman di situ. Gw naiki lampu taman tersebut. Akhirnya dengan sedikit melompat, gw berhasil nemplok di bagian atas tembok. Untung nggak ada orang yg lewat. Malu banget lah. Manjat tembok pake seragam pabrik. Mana rok seragam gw sempit pula. Rempong bgt lah adegan manjat tembok tuh. Untung di bagian dalam juga ada area rumput yg tanahnya tinggi, jd gw bisa lompat ke situ dulu.

Lalu gw segera berlari ke gedung. Untung gw bisa buka pintu gedung nih. Nggak kebayang kalo gw juga gak bisa buka pintu gedung, masa gw harus ngebobol jendela kayak maling? Gw segera mengambil laptop gw di dalam gedung. Lalu balik lagi ke gerbang tadi. Pas gw lagi ngambil ancang-ancang mau manjat, ada nenek lewat sambil bawa anjing. Itu nenek malah berhenti dan bengong melihat gw kayak melihat maling. Gw udah malu banget lah. Dalam pikiran gw, dengan melihat gw pake seragam pabrik, harusnya si nenek itu tahu bahwa gw memang tinggal di sini, jadi bukan maling. Akhirnya nenek itu pergi. Gw buru-buru manjat secepat mungkin, jangan sampe ada yg lihat lagi. Akhirnya gw berhasil tiba di luar dengan selamat. Lalu gw segera memacu sepeda gw ke rumah sakit.

Sejak hari itu gw sempat berkali-kali memeriksa pintu gerbang tersebut dan tetap nggak menemukan lubang kunci. Namun beberapa hari kemudian ketika gw memeriksa pintu gerbang itu lagi, ternyata lubang kuncinya ada lho. Jelas-jelas kelihatan banget lubang kuncinya. Lha, jadi kemaren-kemaren kenapa bisa sampe nggak kelihatan???

“Kecelakaan” kedua terjadi seminggu setelahnya yaitu KUNCI SEPEDA GW HILANG.

Ceritanya gw diminta tolong oleh HRD (personalia) untuk nyampein kartu asuransi ke Kagayaku. Dengan kartu itu, dia bisa dapet keringanan biaya rumah sakit. Jd itu kartu penting banget lah, menurut gw. Ternyata di hari itu gw harus bikin slide presentasi yg akan dipake presentasi oleh bos gw esok harinya. Jd slide gw tuh harus selesai hari itu juga. Gw berusaha sebaik mungkin supaya bisa selesai pada pk 17.00.

Ternyata pk 17.00 gw masih belum selesai.  Sekitar pk 17.30 gw selesai bikin slide lalu setor ke bos gw. Ternyata ada yg harus diperbaiki. Aaaarrgghh…… Gw berusaha cool padahal dalam hati udah panik karena jam jenguk rumah sakit cuma sampe pk 20.00. Akhrinya gw berhasil menyelesaikan slide gw dan gw diijinkan pulang. Saat itu jam sudah menunjukkan pk 18.40.

Gw segera pergi ke lapangan parkir untuk ngambil sepeda. Ternyata KUNCI SEPEDA GW NGGAK ADA. Gw lari kembali ke meja gw dan meriksa semua laci meja tapi nggak nemu kunci sepeda. Gw segera lari ke gedung karantina yg di belakang pabrik itu, siapa tahu aja kuncinya ketinggalan di kamar. Ternyata nggak ada. Aduh, udah bingung bangetlah. Jam sudah menunjukkan pk 19.00 dan rumah sakitnya jauh.

Gw udah panik bgt. Lalu roommate gw menyarankan utk pinjam sepeda ke orang Indonesia yg juga lg dikarantina di situ. Gw segera ke tempat karantina cowok. Kebetulan di sana ada banyak orang lagi ngobrol-ngobrol. Gw bilang, bahwa kunci sepeda gw hilang sedangkan gw harus nganterin kartu asuransi ke rumah sakit hari itu juga karena esok paginya kartu tersebut mau dipake untuk keluar rumah sakit.

Untung ada yang berbaik hati meminjamkan sepedanya. Setelah mendapat pinjaman sepeda gw langsung melesat ke rumah sakit.

Beberapa hari kemudian gw iseng-iseng ke loker di basement. Biasanya para pegawai ganti baju di sini. Namun karena gw lagi dikarantina, tiap pagi gw berangkat bareng para pegawai baru berjalan berbaris pake seragam, jadi nggak ganti baju di kantor. Nah, ternyata kunci sepeda gw tuh ngegantung di pintu loker. Karena udah berhari-hari nggak ganti baju di kantor dan berhari-hari nggak pake sepeda, gw nggak sadar bahwa kunci-kunci gw ngegantung di pintu loker. Hihihihi…….

“Kecelakaan” ketiga adalah ROK PANJANG GW TERBELIT DI RODA SEPEDA.

Ini kejadiannya sebulan yang lalu ketika gw balik lagi ke Jepang setelah pulang ke Indonesia selama 10 hari. Saat itu Kagayaku udah pulang ke asrama dia yang letaknya cukup jauh dari asrama gw. Gw mau ngambil modem wifi gw dan mau ngantar titipan oleh-oleh untuk dia dari teman di Indonesia.

Waktu itu hari Minggu, jadi gw nggak pake seragam pabrik. Gw pake rok panjang yang baru gw beli sebulan sebelumnya. Gw suka rok panjang soalnya membuat gw bebas bergerak. Hihihihi…..

Gw memacu sepeda gw secepat mungkin. Ternyata rok panjang gw tertiup angin lalu kebelit di roda bagian belakang. Dan karena gw ngebut, gw baru nyadar tuh waktu sepeda gw nggak bisa dikayuh (karena rodanya terkunci), sepeda gw oleng, dan bagian pinggang rok gw melorot sampe ke paha.

Gw kaget banget lah. Dan malu banget karena rok gw melorot sampe ke paha. Gw tarik-tarik rok gw tapi gak bisa karena beneran kekunci di roda sepeda. Dengan terseok-seok, gw geser sepeda gw ke pinggir jalan. Gw coba memutar-mutar roda sepeda. Lumayan bisa sedikit melonggarkan rok gw sehingga bisa ditarik sampe ke pinggang. Tapi tetap nggak bisa dilepasin dari roda. Bingung…..

Gw telepon ke sana kemari tapi saat itu orang-orang lagi ada di tempat lain. Untunglah ada teman gw yg masih ada di asrama. Sebut saja namanya MHB [sorry, namanya aneh, gw bingung mau ngasih nama apa soalnya]. Gw minta MHB bawain gunting.

Beberapa menit kemudian datanglah MHB dengan gunting pesanan gw. Dia berusaha melepaskan rok gw dari roda tapi gagal. Terpaksa dia MENGGUNTING rok gw….. Huhuhu…… Itu rok termahal yang pernah gw beli seumur hidup gw dan sekarang  DIGUNTING….. Hiks…

Akhirnya rok gw bisa dilepaskan dari roda. Lalu MHB kembali ke asrama. Tapi rok gw jadi CACAT. Bagian depannya pendek selutut tapi bagian belakangnya panjang semata kaki dan bolong-bolong di sana-sini.

Gw pikir, kalo rok belakang gw masih panjang, jangan-jangan nanti kebelit di roda lagi nih. Jadi gw balik ke asrama. Lalu gw pinjam gunting lagi ke MHB. Gw gunting sekalian rok bagian belakang gw jadi pendek. Namun ternyata rok gw itu ada lapisan dalamnya. Lapisan dalam itu panjangnya sebetis. Jadi aneh banget lah rok gw, luarnya selutut tapi dalamnya sebetis. Tapi gw males banget kalo balik lagi ke kamar untuk ganti baju. Akhirnya dengan rok yang aneh itu gw memacu sepeda gw ke tempat Kagayaku.

Dan sejak saat itu gw nggak berani lagi naik sepeda pake rok panjang yang lebar.

“Kecelakaan” berikutnya terjadi HARI INI.

Jadi ceritanya sore ini gw berencana untuk ke tempat Kagayaku untuk menyampaikan uang sumbangan dari orang-orang dan untuk ngambil dokumen HRD yang ada di tempat dia.

Namun hari ini gw harus ngolah data dan bikin slide laporan riset gw. Pagi sih lancar-lancar aja. Gw pikir, bisa lah selesai pk 17.00. Tapi sekitar pk 14.30 gw baru nyadar ternyata ADA YANG SALAH dengan perhitungan selama ini. Ceritanya panjang lah kenapa bisa ada yg salah. Gw gondok bgt deh kenapa gw baru nyadar siang ini padahal tiap hari gw baca data itu, kok selama ini nggak nyadar ada yang aneh ya. Aaaarrrgghhh….. Gw segera konfirmasi ke bos gw tentang hal ini dan kami ngecek bareng-bareng. Ternyata memang beneran salah. Jd gw ngitung ulang semua data eksperimen gw yg udah puluhan kali itu. Gw beneran berusaha keraslah siang tadi. Sementara jarum jam bergerak terus….

Dan ketika gw lagi repot-repotnya gitu, datanglah kolega gw membicarakan masalah topik riset gw yang lain. Gw berusaha cool padalah dalam hati gw menjerit-jerit, “GW LAGI DIBURU-BURU NIH……” Untunglah gw banyak dapet ilmu dari pembicaraan dengan kolega gw tadi. Hihihi…. Setelah dia pergi, gw buru-buru melanjutkan perhitungan gw. Gw beneran berkonsentrasi penuh lah tadi tuh.

Pk 17.05 gw berhasil menyelesaikan semua perhitungan dan grafik gw. Tapi belum selesai bikin slide. Lalu gw diskusi sebentar ama bos gw tentang slide yang harus gw bikin. Trus mungkin karena hari Rabu tuh 定時退社日 atau ノー残業デー alias hari tanpa lembur, jadi gw diperbolehkan pulang. Lega deh……

Sekian cerita gw. Btw kaki gw masih biru-biru nih dan besok harus menyelesaikan slide yang tadi belum selesai itu. SEMANGAT!!!